KAJIAN KEPEREMPUANAN "SISTERFILLAH, YOU’LL NEVER BE ALONE"

Memahami perempuan tidak semudah membaca buku panduan, apalagi jika buku panduan tersebut ditulis oleh seorang laki-laki, yang kadang tidak menyelesaikan perdebatan tentang perempuan, malah menambah perdebatan. Haduh! Begitulah masyarakat kita, buku-buku tentang perempuan sering kali dinarasikan oleh laki-laki dari narasi bertema perempuan penghuni neraka hingga perempuan penghuni surga. Hal hitam putih seperti ini seringkali hanya ditujukan kepada perempuan. Seolah perempuan tercipta hanya sebagai perhiasan atau fitnah. Maka, terbitnya buku yang ditulis oleh perempuan yaitu Kalis Mardiasih ini, terasa seperti suara terdalam hati para perempuan yang selama ini tertahankan.

Buku “Sisterfillah, You’ll Never Be Alone” menegaskan bahwa perempuan adalah manusia utuh yang kompleks. Kompleks bukan dalam artian ribet dan rempong bak society melabeli perempuan, tetapi kompleks dalam masalah hidupnya, latar belakangnya, fisik, mental, dan lain sebagainya. Dimulai dari permasalahan ketidaksetaraan di ruang publik hingga domestik. Kalis memulai dengan cerita perempuan dengan kesehariannya, misalnya cerita tentang perempuan yang masa kecilnya tidak menyentuh bangku pendidikan karena termarjin oleh lingkungan, penempatan mutlak laki-laki diatas perempuan di tempat kerja dan rumah tangga, hingga kekerasan fisik dan verbal karena kesenjangan kuasa.

Terdapat dua puluh satu bagian di dalam buku yang berisi cerita pendek pengalaman-pengalaman perempuan terpinggirkan. Pada bab Mengapa Kita Butuh Kesetaraan?, Kalis mengurai 5 hal yang dialami banyak perempuan yaitu marginalisasi, subordinasi, stigmatisasi, beban ganda, dan kekerasan.  Lalu bab selanjutnya Kita Butuh Kesetaraan, Kalis mengeluarkan argumen yang valid dengan realitas yang ada. Banyak laki-laki atau bahkan perempuan dengan privilese-privilesenya, sering sekali berkata “Perempuan tidak butuh kesetaraan, mereka butuh dimuliakan.”. Kalis mengkritik argumen ini secara tekstual dan kontekstual, dari awal kata berimbuhan “di-“ saja sudah berarti pasif dan menempatkan perempuan sebagai objek, sehingga konteksnya seolah-olah kemuliaan hanya muncul dari luar diri perempuan. Padahal, tidak semua perempuan memiliki lingkungan yang ideal untuk mendapat kemuliaan dari luar dirinya.

Jalan mencapai kemuliaan dari dalam diri perempuan adalah kesetaraan. Mengapa? Perempuan adalah manusia yang diberi kehendak bebas untuk memilih jalan hidupnya. Perempuan bisa saja memilih jalan hidup di ruang-ruang publik tetapi terhalang oleh stigma-stigma yang ada. Seperti judulnya, Sisterfillah, you’ll never be alone, artinya buku ini menawarkan kehangatan dan semangat untuk melakukan perlawanan atas persamaan nasib sesama perempuan. Jadi, saat ada perempuan yang bercerita tentang sulitnya mencapai haknya, jika ada perempuan yang merasa tertekan dengan adanya standar sosial hanya karena mereka perempuan, dengarkan dan bantulah sebab memang begitu kenyataan yang terjadi.



Belum ada Komentar untuk "KAJIAN KEPEREMPUANAN "SISTERFILLAH, YOU’LL NEVER BE ALONE""

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel