Bincang Buku "Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah"

 Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah

karya : Alfialghazi


    Menyerah kata yang sering melekat pada kita ketika sedang berada dalam fase-fase sejatuh-jatuhnya. Diantaranya kehilangan harapan, kehilangan alasan untuk bertahan, ngedown ketika mendengar omongan orang lain yang menyatakan bahawa kita tidak layak akan sesuatu, ataupun karena merasa tidak ada lagi jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi. Karenanya, menyerah jadi pilihan teratas untuk dilakuakn apalagi kalau menyerahnya bukan lagi berserah kepada Tuhan, tapi terserah kepada Tuhan. Mau itu ada jalan keluarnya atau tidak.

  Tanpa kita sadari, sseharusnya bukan menyerah pilihan kita saat itu. Cukup duduk sejenak, istirahatkan diri. Kita hanya penat saat itu, kita hanya lelah, sehingga sering sekali gegabah dalam mengambil keputusan. Kita hanya sedang menaruh harap saat itu, sehingga kita mendapat kecewa karenanya. Kita hanya sedang jatuh saat itu, sampai lupa kita akan bangkit nantinya, kita hanya sedang lupa bersyukur. Selalu ada jalan keluar dalam setiap permasalahan yang kita hadapi dan selalu ada alasan agar kita tidak menyerah.

      Lewat buku ini, para pembaca akan mendapat banyak motivasi untuk menemukan cara agar kita tidak menyerah. Selain itu, buku ini juga mengajarkan para pembaca untuk mengatakan "tidak apa-apa" pada hal yang tidak sesuai ekspektasi. Sangat cocok dibaca saat seang patah-patahnya atau sedang kehilangan semangat untuk bertahan, karena buku ini akan memberikan suntikan semangat baru untuk para pembacanya. Buku ini juga merupakan tempat peristirahatan, tempat untuk menghilangkan khawatir, tempat menumpahkan kesedihan, tempat untuk berhenti merasa sesak dan tempat untuk jujur dengan kondisi terburuk yang sedang kita alami serta beristirahat dari kebisingan dunia.

    Pesan yang didapatkan setelah membaca buku ini bahwa saalah satu alasan hidup damai adalah selalu menyangga diri dengan senyuman, tak menyalahkan Tuhan, benar-benar hidup dalam usaha, lalu penerimaan. Selain itu, ketika sudah mulai lelah dengan kehidupan dunia ketahuilan semua ini hanya sementara, sebahagia atau sesedih apapun kondisi kita, sejatinya kita semua sedang di ruang tunggu menanti perjumpaan dengan-Nya. Maka dari itu persiapkan dengan baik.

Penulis : Siti Hardiyani Amin

Belum ada Komentar untuk "Bincang Buku "Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah""

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel