Bedah Buku - Mustafa Chamran
Pada hari Kamis malam tanggal 12 Desember 2019, tepatnya pukul 20:00 WITA dilakukan kegiatan Yasinan dan Bedah Buku di kesekretariatan Hipermawa Koperti PNUP. Kegiatan ini telah dilakukan secara rutin setiap hari Kamis oleh bidang PAPO pada kepengurusan 2019-2020. Kegiatan ini bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mendekatkan juga para pengurus dan para kader terhadap literasi dan diskusi.
Kegiatan tersebut diawali dengan duduk melingkar dan mulai membaca Al Qur’an. Setelah membaca Surah Yasin barulah dilanjutkan bedah buku. Buku yang dibedah pada malam hari tersebut adalah buku Mustafa Chamran karangan Habibah Ja’fariyan. Pemateri bedah buku tersebut adalah demisioner Ketua Umum Hipermawa Koperti PNUP periode 2015-2016 yaitu Edil Adhar. Bedah buku dimulai dengan pembacaan CV dari pemateri lalu kemudian memulai bedah buku.
Buku Mustafa Chamran yang dibedah pada malam tersebut merupakan buku yang diceritakan dari fakta-fakta yang terjadi dan merupakan kisah nyata zaman kini ketika nilai-nilai perjuangan, keadilan, dan kemanusiaan makin perlu digencarkan. Didalam buku ini pemateri menceritakan terdapat 2 tokoh besarrnya yaitu Mustafa Chamran dan Ghadeh. Mustafa Chamran merupakan seorang doktor dari jurusan teknik elektro. Beliau meninggalkan jabatannya dan kembali kekampung halamannya yang dalam kondisi peperangan. Selama disana, Mustafa tinggal di rumah yayasan bersama anak yatim piatu dan mengajar disana. Berbeda dengan tokoh Ghadeh yang, merupakan seorang wanita yang kaya raya, suka keliling dunia, dan keluarganya dihormati. Kedua tokoh ini memiliki kehidupan yang berbeda seperti langit dan bumi. Namun kedua tokoh ini memiliki persamaan yaitu sama-sama menyukai puisi dan benci Israel. Pemateri kemudian menceritakan awal pertemuan dari tokoh tersebut yaitu saat Ghadeh menemukan syair yang dibuat oleh Mustafa yang kurang lebih memiliki makna yaitu “Mungkin ku tak bisa mengusir kegelapan, namun dengan lilin ini sayaingin membedakan mana gelap mana terang. Mana yang haq dan mana yang batil”. Setelah itu, hubungan mereka kemudian mendapatkan banyak cobaan sebelum dan semasa mereka menikah. Namun, satu persatu mereka dapat lalui. Sosok Mustafa yang tergambar dari buku ini yang telah disampaikan oleh pemateri adalah manusia yang dalam artian basyar, insan, dan an nas.
Selama bedah buku berlangsung, pemateri memberikan contoh penerapan karakter tokoh utama yaitu Mustafa Chamran di kehidupan berorganisasi terutama dalam ber-Hipermawa. Sehingga membuat peserta bedah buku lebih bisa membayangkannya secara langsung. Contoh karakter yang dibahas dan dapat diterapkan di kehidupan berorganisasi yaitu sifat bertanggung jawab dan memegang perkataannya. Hal inilah yang sangat perlu dikembangkan dan dipertahankan dalam kehidupan berorganisasi. Tepat sebelum kegiatan ditutup, dibuka sesi tanya jawab. Setelah itu, barulah kegiatan tersebut ditutup untuk malam itu.
Kegiatan tersebut diawali dengan duduk melingkar dan mulai membaca Al Qur’an. Setelah membaca Surah Yasin barulah dilanjutkan bedah buku. Buku yang dibedah pada malam hari tersebut adalah buku Mustafa Chamran karangan Habibah Ja’fariyan. Pemateri bedah buku tersebut adalah demisioner Ketua Umum Hipermawa Koperti PNUP periode 2015-2016 yaitu Edil Adhar. Bedah buku dimulai dengan pembacaan CV dari pemateri lalu kemudian memulai bedah buku.
Buku Mustafa Chamran yang dibedah pada malam tersebut merupakan buku yang diceritakan dari fakta-fakta yang terjadi dan merupakan kisah nyata zaman kini ketika nilai-nilai perjuangan, keadilan, dan kemanusiaan makin perlu digencarkan. Didalam buku ini pemateri menceritakan terdapat 2 tokoh besarrnya yaitu Mustafa Chamran dan Ghadeh. Mustafa Chamran merupakan seorang doktor dari jurusan teknik elektro. Beliau meninggalkan jabatannya dan kembali kekampung halamannya yang dalam kondisi peperangan. Selama disana, Mustafa tinggal di rumah yayasan bersama anak yatim piatu dan mengajar disana. Berbeda dengan tokoh Ghadeh yang, merupakan seorang wanita yang kaya raya, suka keliling dunia, dan keluarganya dihormati. Kedua tokoh ini memiliki kehidupan yang berbeda seperti langit dan bumi. Namun kedua tokoh ini memiliki persamaan yaitu sama-sama menyukai puisi dan benci Israel. Pemateri kemudian menceritakan awal pertemuan dari tokoh tersebut yaitu saat Ghadeh menemukan syair yang dibuat oleh Mustafa yang kurang lebih memiliki makna yaitu “Mungkin ku tak bisa mengusir kegelapan, namun dengan lilin ini sayaingin membedakan mana gelap mana terang. Mana yang haq dan mana yang batil”. Setelah itu, hubungan mereka kemudian mendapatkan banyak cobaan sebelum dan semasa mereka menikah. Namun, satu persatu mereka dapat lalui. Sosok Mustafa yang tergambar dari buku ini yang telah disampaikan oleh pemateri adalah manusia yang dalam artian basyar, insan, dan an nas.
Selama bedah buku berlangsung, pemateri memberikan contoh penerapan karakter tokoh utama yaitu Mustafa Chamran di kehidupan berorganisasi terutama dalam ber-Hipermawa. Sehingga membuat peserta bedah buku lebih bisa membayangkannya secara langsung. Contoh karakter yang dibahas dan dapat diterapkan di kehidupan berorganisasi yaitu sifat bertanggung jawab dan memegang perkataannya. Hal inilah yang sangat perlu dikembangkan dan dipertahankan dalam kehidupan berorganisasi. Tepat sebelum kegiatan ditutup, dibuka sesi tanya jawab. Setelah itu, barulah kegiatan tersebut ditutup untuk malam itu.
Jangan Lupa Ikuti Sosial Media Kami Untuk Mendapatkan Berita-Berita Ter-Update
Mantap mantap. Pengembangan pengelolaan organisasinya semakin top
BalasHapus