Sisi Tergelap Surga




Editor : Ahmad Nur Ramadani

SISI TERGELAP SURGA
"Jangan jadi orang yang harus bahagia dulu untuk bisa bersyukur. Atau harus susah dulu untuk ingat Tuhan".

Jakarta Ibukota Indonesia yang menjadi tempat berlabuhnya Harapan manusia-manusia. Manusia yang bertaruh nasibnya masing-masing namun kota ini mampu melumatkan harapan dan menukarnya dengan keputusasaan.

Pemulung, pengamen, pramuria yang menjajakan tubuh agar anaknya bisa makan, pemimpin-pemimpin kecil yang culas, lelaki tua di balik kostum badut ayam, pencuri motor yang ingin membeli obat untuk ibunya remaja yang melumuri tubuh dengan cat perak, hingga mereka yang bergelut di terminal setelah terpaksa merelakan impiannya habis tergerus kejinya ibu kota.

Di kampung yang ada di kota Jakarta inilah semua dimulai. Sebuah cerita tentang kehidupan orang-orang yang hidup di sisi tergelap surga kota bernama Jakarta. Kota yang kita lihat sebagai tempat kesuksesan bagi orang di kampung halaman, tidak semudah itu dijalani. Semua orang dipaksa bergelut dan bertempur demi bisa hidup hari ke hari.

Hidup memang suka bercanda. Terkadang, yang terlihat buruk di matamu justru tak lebih buruk daripada kebusukan diri sendiri  yang berusaha kau sembunyikan rapat-rapat.
-Esih

Jakarta kerap menjadi pelabuhan bagi mereka yang datang membawa sekoper harapan, mereka yang siap bertaruh dengan nasibnya sendiri-sendir. 
Namun kota ini selalu mampu melumat habis harapan dan menukarnya dengan keputusan.

Di Jakarta, semua orang dipaksa bergelut dan bertempur demi bisa hidup dari hari ke hari.

Syamsuar yang dulunya adalah Bandar Togel yang hidup mudah hingga akhirnya dipenjara. Setelah dibebaskan, ia kembali membuka gerobak nasi goreng. Saat hendak merencanakan balas dendam terhadap ketua RT yang menyebabkan dia di penjara, ternyata pelakunya telah meninggal. Ini memicu krisis jiwa dalam dirinya, hingga suatu percakapan dengan pemuda yang nyaris dihakimi masa mengubah pandangannya akan hidup. Tommy si preman wilayah dengan nama yang ditakuti Dia yang mengatur di terminal Kampung. Meskipun kasar dan sering melakukan kekerasan dalam rumah tangganya, ia punya Sisi pelindung bagi warga Kampung. Meski begitu ia bukan suami yang baik, dan konflik dalam keluarganya tanpa solusi. Gofar pemuda lulusan STM, dikenal hanya karena sering muncul di kehidupan tokoh lain. Menjadi pencuri motor demi biaya pengobatan ibunya. Meski sering dipukuli massa, hatinya lemah lembut dia rela mempertaruhkan diri demi sang Ibu dan selalu mengingat anak-anak "Pak badut ayam".  Danang pemuda yang tegap dan santun, berlatar Pesantren, ingin menyekolahkan adiknya. Tetapi pekerja dan stigma membuatnya hampir diusir di kampung, hanya Tommy yang membelanya saat konflik dengan warga terjadi. Kuncahyo bekerja sebagai office boy Tugasnya di mall hanya bersih-bersih toilet tapi ia tetap bersikap baik meski hatinya ingin menyerah menunjukkan ketegaran yang sederhana. Pak badut ayam dan anak-anaknya seorang lelaki tua yang bekerja di dalam kostum badut ayam demi menghidupi tiga putrinya. Meski hidupnya penuh kegetiran, Ia tetap kuat dan anak-anaknya turut berjuang menjajakan dagangan meski kenyataan mereka sulit. Tiga remaja (Jawa, Pulung, Karyo). Jawa, pengamen dengan gitar penyok, Pulung mengumpulkan barang bekas demi meringankan beban orang tua, Karyo si manusia Silver tubuhnya dilapisi cat perak kulit melepuh karena panas. Mereka hidup di pos ronda, tidur di kardus, namun tetap bisa tertawa menikmati Ekstra Joss dan sisa puntung rokok. Juleha perempuan yang menjual diri dan menghidupi anak ananknya, dan Rini yang menjual diri demi mengirimkan uang pulang ke kampung. Kisahnya mengungkap stigma dan penderitaan mereka sekaligus menunjukkan betapa survival didorong oleh kebutuhan pukan pilihan.

" Jangan mudah menghakimi cara bertahan hidup orang lain."

Sisi Tergelap Surga mempersembahkan mozaik kehidupan orang-orang yang sering tersembunyi di balik gemerlap kota. Setiap tokoh adalah potret kemanusiaan yang penuh luka, harapan, dan harga diri yang harus dijaga bahkan saat dunia menolaknya. Novel ini menantang kita untuk lebih peka lebih empatik dan lebih manusiawi terhadap mereka yang paling rentan.

Kita sebagai manusia sering terjebak dalam keinginan yang tiada habisnya. Ingin Lebih ingin sempurna, ingin yang belum kita miliki. Padahal, setiap hari kita sudah diberi banyak sekali alasan untuk bersyukur nafas yang masih mengalir, keluarga yang menemani, sahabat yang setia, bahkan kesempatan kedua yang kadang Tuhan berikan.

Miftahul Rizka


 



Belum ada Komentar untuk "Sisi Tergelap Surga"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel