Bedah Film I Makkunrrai “Perempuan Di Tanah Merdeka”

 


Bedah film : Senin, 28 November 2022

Film I Makkunrrai “Perempuan Di Tanah Merdeka”

Walennae project yang merupakan sebutan dari sekelompok pemuda-pemudi membuat sebuah film dokumenter yang diberi judul I Makkunrrai “Perempuan Di Tanah Merdeka” yang bercerita tentang budaya. Walennae disadur dari nama sebuah sungai yang berada di Sulawesi Selatan, sesuai nama dan sifatnya ini diharapkan  project ini mampu menjadi aliran pengetahuan kepada masyarakat umum terkait khazanah adat dan tradisi lokal

Film dokumenter  ini ditayangkan pertama kali pertama kali di Gedung Pola Kabupaten  Wajo,dan selaku sutradara Andi Rewo Batari Wanti  mengatakan bahwa “Perempuan pada masa ini terlalu banyak masalah, sering dikerdilkan dalam lingkup masyarakat. Sebab itu kami mengangkatnya menjadi sebuah karya audio visual”. Film ini mengangkat sosok perempuan ditanah Sulawesi Selatan.

Dalam film ini menceritakan tentang kisah perjuangan perempuan bugis dan historis perempuan dikalangan masyarakat lokal dan mengupas mengenai “perempuan” dalam berbagai perspektif Bugis dari dulu, dan menjelaskan perempuan mulai dari kedudukan, historis gerakan dan perannan sosial. Hal ini sangat menarik untuk dibahas, terutama di dalam mengkaji feminisme dan gender.Banyak yang bernggapan bahwa gerakan Feminisme terlalu Eropa sentris.

Nah, didalam film ini pula disampaikan pesan-pesan bahwa perjuangan perempuan dan memperjuangkan perempuan mempunyai basis nilai yang jelas dan rentetan historis yang panjang dalam konteks masyarakat lokal, termasuk diranah Bugis. Nilai-nilai lokal tersebut seharusnya dapat diadopsi untuk kemudian dijadikan pijakan dalam memahami kedudukan perempuan. Di Sulawesi Selatan, nilai epos yang menceritakan tentang padi berasal dari perempuan (Sangiang Serri), ini menunjukkan bahwa didudukkan sebagai sumber kehidupan dan didalam praktik kehidupan bermasyarakat, ada beberapa daerah yang meyakini bahwa untuk memperoleh keberhasilan saat musim tanam padi, maka perempuanlah yang harus menanamnya. Dan juga terdapat pesan bahwa konsepsi adat merupakan nomenklatur bangsa, bukanlah hal yang kaku nan kolot. Subtansi adat mengenai batiniah manusia (inheren) yang jika itu alpa, maka alpa pulalah kemanusiaan. Kesimpulan dalam film tersebut yaitu bagaimana pemahaman tentang konsepsi perempuan berbasis adat dan pesan yang terkandung dalam simbol-simbol perempuan.


Penulis : Nurhamsiani 

Belum ada Komentar untuk "Bedah Film I Makkunrrai “Perempuan Di Tanah Merdeka”"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel